Kampung Berdaya



“Kita bisa menjadi faktor penting dalam setiap perubahan melalui kebajikan yang kita tanam, walau sekecil apapun”

Desa atau kampung adalah tulang punggung bangsa, memajukan desa berarti memajukan Indonesia. Namun demikian, pembangunan di perdesaan masih banyak mengalami ketertinggalan. Kemiskinan, kesejahteraan dan pembangunan manusia adalah persoalan utama yang menuntut perhatian.

Mayoritas masyarakat hidup di perdesaan, memberdayakan desa adalah kunci untuk memberdayakan masyarakat seutuhnya. Dengan strategi pemberdayaan terintegrasi yang berpijak pada partisipasi dan potensi lokal yang dimilikinya, diharapkan akan tumbuh masyarakat desa yang mandiri dan berdaya saing yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi masyarakat yang berdikari dan sejahtera.

“1000 Kampung Berdaya” adalah gerakan pemberdayaan masyarakat di perdesaan yang dikelola secara terpadu meliputi bidang ekonomi, pertanian, pendidikan, sosial, kesehatan, lingkungan serta teknologi informasi. Gerakan ini dilaksanakan melalui langkah yang meliputi:
a. Pengembangan pertanian terpadu ramah lingkungan.
b. Membangun ekonomi desa melalui pengembangan produk unggulan ( 1 village 1 product)
c. Membangun pusat pendidikan dan sentra aktifitas keagamaan.
d. Membangun pengelolaan lingkungan hidup berbasis komunitas.
e. Mengelola kesehatan berbasis komunitas.
f. Pengembangan desa digital sebagai pusat informasi dan komunikasi desa.

Dalam 5 tahun kedepan, lazismu mentargetkan terbangunnya 1000 Kampung Berdaya diseluruh wilayah Indonesia. Langkah ini akan dimulai dengan pilot project pemberdayaan di 100 desa yang melibatkan segenap stakeholder dengan pendanaan yang bersumber dari zakat dan infaq masyarakat.

Inilah gerakan “Memberi untuk Negeri”, melalui gerakan zakat seluruh elemen dapat terlibat secara langsung menjadi bagian penting dalam ikhtiar menebar kebajikan untuk membangun umat dan bangsa.




KAMPUNG BERDAYA LAZISMU

Sebagai lembaga yang konsen terhadap upaya pemberdayaan masyarakat, Lazismu senantiasa menelorkan dan menggulirkan konsep pembinaan dan pemberdayaan masyarakat agar mampu tampil menjadi masyarakat yang mandiri dan berdaya serta kehidupannya senantiasa disinari oleh nilai-nilai agama.

Mayoritas masyarakat hidup di perkampungan. Memberdayakan kampung adalah kunci untuk memberdayakan masyarakat seutuhnya. Karena itu diperlukan strategi pemberdayaan terintegrasi yang berpijak pada partisipasi masyarakat dan penumbuhan potensi lokal yang dimilikinya. Dengan demikian diharapkan akan tumbuh masyarakat kampung yang mandiri dan berdaya saing yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi masyarakat yang berdikari, agamis dan sejahtera.

Oleh karena itu pada awal tahun 2014 Lazismu meluncurkan Gerakan nasional “1000 Kampung Berdaya”. Gerakan itu adalah sebuah gerakan pemberdayaan masyarakat di pedesaan dan perkampungan yang dikelola secara terpadu meliputi bidang ekonomi, pertanian, pendidikan, sosial, kesehatan, lingkungan serta teknologi informasi.

Gerakan “1000 Kampung Berdaya” ini akan dilaksanakan melalui langkah-langkah yang meliputi:
a. Pengembangan pertanian terpadu ramah lingkungan yang akan diterapkan pada desa-desa yang memerlukan perhatian serius dalam bidang pertanian.
b. Membangun ekonomi desa/kampung melalui pengembangan produk unggulan (1 village 1 product).
c. Membangun pusat pendidikan dan sentra aktifitas keagamaan.
d. Membangun pengelolaan lingkungan hidup berbasis komunitas.
e. Mengelola kesehatan berbasis komunitas.
f. Pengembangan desa digital sebagai pusat informasi dan komunikasi desa.

Dalam 5 tahun kedepan, Lazismu menargetkan terbangunnya 1000 Kampung Berdaya diseluruh wilayah Indonesia. Langkah ini akan dimulai dengan pilot project pemberdayaan di 100 desa yang melibatkan segenap stakeholder dengan pendanaan yang bersumber dari zakat, infaq dan shodaqoh masyarakat. Inilah gerakan “Memberi untuk Negeri”, melalui gerakan zakat, seluruh elemen dapat terlibat secara langsung menjadi bagian penting dalam ikhtiar menebar kebajikan untuk membangun umat dan bangsa.

Guna merealisasi-kan program Kampung Berdaya ini, Lazismu telah memetakan permasalahan kampung yang akan dijadikan sasaran binaan yang tersebar di nusantara sesuai dengan kondisi di masing-masing daerah. Program Kampung Berdaya akan dilaksanakan oleh jejaring Lazismu yang ada di Indonesia dengan kewajiban masing-masing jejaring untuk dapat mengembangkan dan memberdayakan kehidupan Kampung yang menjadi binaannya sesuai dengan permasalahan yang ada di kampung.

Pemberdayaan sektor ekonomi, peningkatan taraf kesehatan, pelestarian lingkungan hidup, pendidikan teknologi dan penguatan bidang agama akan menjadi konsentrasi dan prioritas program Kampung Berdaya tanpa meninggalkan faktor kearifan dan keunikan lokal di masing-masing kampung. Namun, program pemberdayaan masyarakat di kampung tidak hanya ditekankan pada aspek kesejahteraan sosial, kesehatan lingkungan, melek iptek dan penguatan ekonomi semata. Masyarakat kampung yang minim pengetahuan agamanya juga perlu diberdayakan dengan sentuhan program bernuansa religi. Karena itu diperlukan gerakan dakwah jamaah dalam suatu kampung.

Dakwah yang dimaksud adalah dalam rangka mengajak dan mengarahkan masyarakat muslim di kampung untuk secara serempak teratur dan terencana meningkatkan keaktifannya dalam membina lingkungannya ke arah kehidupan yang sejahtera lahir dan batin dalam naungan nilai-nilai dan tuntunan ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Di kampung tersebut perlu dibentuk Jama’ah-jama’ah sebagai suatu bentuk kehidupan bersama sekelompok orang yang tempat tinggalnya saling berdekatan, tidak membedakan golongan, status sosial maupun mata pencaharian yang tujuannya membina hidup secara berjama'ah. Sekelompok kecil warga kampung akan diusahakan dapat terwujud suatu kehidupan yang sejahtera, lahir dan batin dalam naungan agama bagi segenap anggota kelompok, sehingga merupakan satu kesatuan kehidupan bersama dan serasi, yang selanjutnya dapat menyumbangkan kemampuannya untuk ikut serta membangun Kampung Berdaya. Titik berat gerakan ini adalah menyebarkan dan mengembangkan ide hidup berjama’ah. Bentuk organisasi jama’ah tidak dipaksakan, akan tetapi pengelompokan anggota masyarakat menjadi inti jama'ah dan menjadi sarana yang paling dekat untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi secara jama’ah.

Melalui penguatan kelompok, para jama'ah ini akan melangkahkan diri untuk memprakarsai hidup berjama'ah di lingkungan tempat tinggalnya dan mewujudkan dakwah jama'ah sebagai sarana yang dikehendaki dan dibutuhkan masyarakat (sosial need) guna menuju Kampung Berdaya. (Adit-RED).


MUHAMMADIYAH SURABAYA PEDULI MASALAH SOSIAL

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya, Zayyin Chudlori, M.Ag, menyatakan bahwa sebagai bentuk konkrit dukungan Muhammadiyah terhadap penutupan kawasan Lokalisasi Pelacuran oleh Pemerintah Kota adalah Muhammadiyah siap membina dan memberdayakan para eks WTS Dolly/Jarak di Putat Jaya. “Kita sudah punya 18 orang eks WTS yang telah dibina. Mereka sebenarnya adalah korban ketidakadilan sosial sehingga terjerumus ke dalam lembah nista. Oleh karena itu Muhammadiyah akan membina mereka yang kembali ke jalan yang benar dengan tuntunan agama Islam dan program pemberdayaan ekonomi” kata Zayyin. “Kita juga sudah siapkan bantuan usaha bagi mereka yang mau berwirausaha dan juga sediakan relawan yang akan mendampingi sehingga kehidupan mereka menjadi berdaya” jelas Zayyin.

LAZISMU SIAPKAN KAMPUNG BERDAYA DI EKS LOKALISASI PUTAT JAYA

Sebagai lembaga amil zakat nasional yang mengemban amanah untuk memberdayakan potensi umat, Lazismu menyatakan siap berpartisipasi bersama Pemerintah dalam rangka menanggulangi masalah-masalah sosial, termasuk pembinaan eks Wanita Tuna Susila pasca penutupan lokalisasi Dolly, 18 Juni 2014. “Kami siap memberikan bantuan kepada eks WTS yang sudah tobat dan mau hijrah ke jalan yang benar. Untuk itu kami siap melatih mereka dengan bekal ketrampilan dan kewirausahaan agar mereka nantinya memperoleh rizki dari usaha yang halal” kata Sunarko, Bendahara Lazismu Surabaya.

Dalam Deklarasi Penutupan Lokalisasi di Islamic Center Lazismu berpartisipasi memberikan bantuan modal usaha, antara lain, peralatan laundry, rombong PKL, mesin produksi susu kedelai, etalase warung, dan sebagainya. “Dengan bantuan itu kita berharap mereka dapat berwirausaha dan tidak kembali ke pekerjaan yang nista” tambah Sunarko.
Karena itu Lazismu Surabaya turut serta dalam upaya pengentasan mantan warga lokalisasi pelacuran dengan kegiatan pemberdayaan. Guna merealisasikan upaya itu telah disiapkan sebuah program bernama KAMPUNG BERDAYA. Kampung berdaya adalah sebuah wadah untuk pembinaan dan pemberdayaan Eks Wanita Tuna Susila (WTS) dan warga terdampak penutupan lokalisasi, yang berbasis Masjid, dalam bentuk pelatihan, bimbingan agama, permodalan dan pendampingan.

Pusat pemberdayaan Kampung Berdaya Putat jaya akan ditempatkan di Masjid Ukhuwah Panti Asuhan Muhammadiyah Putat Jaya, Sawahan. Dalam pelaksanaannya program ini bersinergi dengan PRM Putat Jaya dan Korps Relawan MDMC. Pembentukan program Kampung Berdaya sebagai wahana yang dirancang menjadi pusat terpadu pembinaan dan pemberdayaaan Eks WTS dan warga terdampak penutupan lokalisasi di Putat Jaya.



JALAN PANJANG EKS LOKALISASI PUTAT JAYA MENJADI KAMPUNG BERDAYA

Banyak orang yang putus asa karena hidupnya terlalu lama bergelimang dosa, sebagai kelompok Wanita Tuna Susila (kini PSK). Mau bertobat merasa tidak akan diterima dan mau kembali ke tengah-tengah masyarakatnya takut dikucilkan dan dipandang hina. Itulah sebabnya mereka bertahan dan menentang mati-matian saat Wali Kota Surabaya (Tri Risma Harini) menutup markas mereka di gang Doly dan sekitarnya pada 18 Juni 2014 di Gedung Islamic Centre jelang datangnya bulan suci Ramadhan 1435 H lalu.

Namun di antara mereka masih ada 20 orang PSK yang mau bertobat dan merasa senang bisa keluar dan terbebas dari sarang yang memenjarakan tubuh beserta jiwa mereka selama bertahun-tahun itu. Karena niat mereka semula datang di Surabaya untuk bekerja namun dijebak oleh mucikari. Janjinya dicarikan pekerjaan, ternyata dipaksa jadi PSK.

Kisah hidup mereka selama ini bak “Kupu-Kupu Malam”, syair yang ditulis dan dinyanyikan oleh Titiek Puspa, penyanyi pop legendaries : “Ada yang benci dirinya, ada yang butuh dirinya….. Kini hidup wanita si kupu-kupu malam… dia tersenyum dalam tangisan dan menangis dalam senyuman…”. Sebuah kehidupan yang sangat kontradiktif antara raga dan jiwanya.

Dengan perjuangan yang penuh ancaman germo beserta mucikarinya, kini mereka yang tinggal di Putat Jaya dan sekitarnya itu, siap bergabung dengan Lazismu Surabaya untuk menempuh kehidupan baru yang bermartabat lagi mulia. Yakni bertobat dan bekerja yang halal serta berkah.

Lazismu Surabaya pada awal tahun 2014 ini telah mencanangkan bahwa kampung eks Lokalisasi Putat Jaya akan dijadikan community development program Kampung Berdaya dengan tujuan memberikan wadah untuk pembinaan dan pemberdayaan Eks Wanita Tuna Susila (WTS) dan warga tedampak penutupan lokalisasi, yang berbasis Masjid dalam bentuk kegiatan pelatihan kewirausahaan, bimbingan keagamaan, bantuan modal usaha dan pendampingan. Program yang telah disusun antara lain :
a) Pusdiklat (pendidikan agama, pendidikan keluarga sakinah, pendidikan kesehatan lingkungan dan pelatihan kewirausahaan).
b) Bantuan peralatan sholat, Al-Qur'an dan buku agama tuntunan ibadah.
c) Bantuan usaha mikro seperti : mesin cuci untuk laundry, alat produksi kue, alat memasak, etalase untuk toko, warung, alat produksi susu kedelai, dan rombong usaha (bakso dan jualan makanan/minuman).
d) Bantuan keuangan untuk modal usaha.
e) Dalam jangka panjang juga akan dikembangkan unit-unit usaha yang bermanfaat bagi warga sekitar.

Setelah Lazismu memberikan modal kerja maka pada tanggal 13 Juli 2014, Lazismu menyelenggakan Darul Arqam dan Pelatihan Kewirausahaan oleh Mejelis Pemberdayaan Masyarakat PDM, di Panti Asuhan Muhammadiyah Putat Jaya Cabang Sawahan Surabaya.

Tidak sekedar pelatihan usaha, Lazismu juga terus memberikan pendampingan di bidang keagamaan dan keamanan mereka dari berbagai ancaman, bekerjasama dengan Pokja P2 PDM Kota Surabaya, Linmas, Kokam dan Polsekta Sawahan, agar mereka merasa aman dan terlindungi, hingga mereka kelak menjadi komunitas di kampung yang berdaya.

Karena mereka tak ubahnya se-kelompok budak yang harus dimerdekakan dari sang Majikan (Germo). Usaha ini me-mang bak melintas di jalan terjal berliku, namun sangat mulia, sebagaimana firman Allah dalam al-Qur'an: Tetapi dia tiada me- nempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Ta-hukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? “(yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,” (QS. Al-Balad: 11-13).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KADO RAMADHAN

KADO RAMADHAN

Jadual Imsakiyah Ramadhan 1437 H

Jadual Imsakiyah Ramadhan 1437 H

AKSI BERSAMA LAZISMU

AKSI BERSAMA LAZISMU

Tanggap Bencana

Tanggap Bencana

CIMB NIAGA SYARIAH